Tuhan…
Apakah Engkau punya obat atau ramuan herbal yang mampu menyembuhkan rasa malu?
Tuhan…
Jika Engkau punya, aku ingin meminta
sedikit saja. Cukup membuatku lupa tetang sesuatu kegilaan yang aku
lakukan. Tepat satu hari dari kutulis surat ini.
Tuhan…
Jika boleh aku meminta, aku ingin Engkau
sembunyikan aku untuk beberapa lama. Di tempat yang tak terjangkau
manusia. Tak ada signal telephon seluler manapun dan tanpa jaringan
internet.
Tuhan…
Kenapa rasa mules di perutku tak kunjung
reda? Jika aku mengingatnya lagi, rasa mules ini semakin mendera. Aku
juga menjadi enggan makan. Bukankah seharusnya aku banyak makan atas
program penggemukan tubuh yang aku lakukan? Bukankah seharusnya begitu
Tuhan?
Tuhan…
Aku tak mengerti, kenapa Engkau
anugrahkan rasa ini padaku, untuknya. Bukankah banyak yang bilang jika
pertemanan itu lebih abadi dari pada kisah cinta?! Kenapa Tuhan? Beri
aku alasan-Mu dengan bahasa yang bisa kumengerti.
Tuhan…
Bukankah sebelum-sebelumnya sudah kupinta
pada-Mu, aku tak ingin bermain-main tentang rasa. Cukup sekali saja aku
kecewa. Aku tak ingin mengulangnya. Dan berkali-kali aku sampaikan itu
pada-Mu. Seusai sujudku.
Tuhan…
Aku tahu, Engkau tahu apa yang aku
butuhkan. Yang ku tak tahu, apakah inginku kali ini sudah sesuai dengan
kata butuh dalam angan-Mu, untukku?
Tuhan,…
Sebelum kuselesaikan surat ini, kuingin
Engkau genggam hatiku. Hentikan detakan tak beraturan yang ada di sana.
Ini membuatku tak baik. Ini membuatku nampak aneh. Ini membuatku gila
Tuhan. Kumohon.
Tuhan…
Sepertinya, hari ini aku terlalu banyak
meminta pada-Mu. Sedang wajibku belum kutunaikan. Akan segera kuambil
air wudhu. Dhuhur. Setelah ku kirim surat ini pada-Mu.
Terima kasih Tuhan. Selalu genggam hatiku.
0 komentar:
Posting Komentar