Selasa, 22 Oktober 2013

Surat Untuk Tuhan

Tuhan…
Apakah Engkau punya obat atau ramuan herbal yang mampu menyembuhkan rasa malu?
Tuhan…
Jika Engkau punya, aku ingin meminta sedikit saja. Cukup membuatku lupa tetang sesuatu kegilaan yang aku lakukan. Tepat satu hari dari kutulis surat ini.
Tuhan…
Jika boleh aku meminta, aku ingin Engkau sembunyikan aku untuk beberapa lama. Di tempat yang tak terjangkau manusia. Tak ada signal telephon seluler manapun dan tanpa jaringan internet.
Tuhan…
Kenapa rasa mules di perutku tak kunjung reda? Jika aku mengingatnya lagi, rasa mules ini semakin mendera. Aku juga menjadi enggan makan. Bukankah seharusnya aku banyak makan atas program penggemukan tubuh yang aku lakukan? Bukankah seharusnya begitu Tuhan?
Tuhan…
Aku tak mengerti, kenapa Engkau anugrahkan rasa ini padaku, untuknya. Bukankah banyak yang bilang jika pertemanan itu lebih abadi dari pada kisah cinta?! Kenapa Tuhan? Beri aku alasan-Mu dengan bahasa yang bisa kumengerti.
Tuhan…
Bukankah sebelum-sebelumnya sudah kupinta pada-Mu, aku tak ingin bermain-main tentang rasa. Cukup sekali saja aku kecewa. Aku tak ingin mengulangnya. Dan berkali-kali aku sampaikan itu pada-Mu. Seusai sujudku.
Tuhan…
Aku tahu, Engkau tahu apa yang aku butuhkan. Yang ku tak tahu, apakah inginku kali ini sudah sesuai dengan kata butuh dalam angan-Mu, untukku?
Tuhan,…
Sebelum kuselesaikan surat ini, kuingin Engkau genggam hatiku. Hentikan detakan tak beraturan yang ada di sana. Ini membuatku tak baik. Ini membuatku nampak aneh. Ini membuatku gila Tuhan. Kumohon.
Tuhan…
Sepertinya, hari ini aku terlalu banyak meminta pada-Mu. Sedang wajibku belum kutunaikan. Akan segera kuambil air wudhu. Dhuhur. Setelah ku kirim surat ini pada-Mu.
Terima kasih Tuhan. Selalu genggam hatiku.

0 komentar:

Posting Komentar